Tarian Lumense dan Lulo Alu, dua tarian tradisional asal Kabaena, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, akan dipentaskan pada Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-7 di Palembang, Sumsel, pada 26-28 November 2010.
"Saat ini kami sedang konsentrasi menyiapkan para penari yang akan memantaskan tari tradisional asal Kabaena tersebut," kata Ketua Umum Lembaga Adat Moronene (LAM) Kabaena, Abdul Madjid Ege di Kendari, Rabu.
Menurut Majid Ege, Lumense merupakan tarian unik yang berasal dari gabungan kata `Lume` (terbang) dan e`ense (jingkrak tinggi).
Jadi, kata dia, tarian Lumense dalam tatanan masyarakat Kabaena, adalah tarian terbang tinggi.
"Makna tarian ini adalah pemujaan pada dewa, yang dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu, pesta-pesta rakyat atau lebih tepat dikatakan tarian penyambutan selamat datang kepada tamu agung," katanya.
Sementara Tari Lulo Alu, kata Majid Ege, merupakan tarian yang lebih banyak menggambarkan tentang sistem budaya pertanian masyarakat Kabaena sebagai daerah penghasil beras.
"Dalam tarian ini, penari memegang alu (penumbu beras) dan niru (alat penapis beras) serta sapu tangan yang menggambarkan proses penapisan," katanya.
Oleh karena keunikan kedua jenis tarian tersebut, kata Majid Ege sehingga pihaknya akan menampilkannya pada Pekan Festifal Nusantara ke-7 di Palembang, yang menyertakan sekitar 30 orang penari.
"Pengurus LAM Kabaena dan unsur dinas terkait yakni Dinas Pendidikan, Budaya dan Pariwisata Bombana ikut mengantar para penari itu," katanya.
Madjid mengatakan, selain menampilkan tarian, dalam FKN itu pihaknya juga mengikuti beberapa kegiatan seperti kirab Agung dan memamerkan benda-benda pusaka Mokole Kabaena.
0 komentar:
Posting Komentar